Senin, 03 Februari 2014

Mourinho : Bicara Tentang Financial Fair Flay

LONDON – Sulit, berat dan bisa dikatakan hampir mustahil buat José Mourinho yang membawahi Chelsea untuk bisa menandingi Manchester City. Menandingi kualitas kedalaman skuad guna membuahkan kemenangan di atas lapangan.

Sulit lantaran City punya sejumlah pemain dengan kaliber dunia yang didatangkan dengan mahar selangit. Berat untuk bisa membawa pulang kemenangan dari Etihad Stadium dini hari nanti dan di pertemuan-pertemuan berikutnya bila tak “dibantu tangan-tangan” lain yang merujuk pada regulasi Financial Fair Play.

Sejak musim panas lalu saja, City sampai menghabiskan dana belanja nyaris 90 juta pounds hanya untuk mendatangkan Álvaro Negredo, Stevan Jovetic sampai Fernandinho Rosa. Mou -- panggilan santai Mourinho -- hanya berharap UEFA sebagai otoritas sepakbola Eropa mau bertindak dan menegakkan Financial Fair Play.

“Jika mereka (otoritas sepakbola) ingin membuat hal itu jadi mustahil, maka mustahil-lah (menandingi City). Chelsea sendiri tak ingin menentang hal-hal di luar kepentingan kami, Financial Fair Play yang adil,” seru Mou.

“Kami bekerja keras, berpikir dan percaya bahwa Financial Fair Play akan jadi hal yang praktis. Dengan begitu, takkan ada yang mustahil untuk bisa kami lakukan,” lanjutnya, sebagaimana disadur BTSport, Senin (3/2/2014).

Tentu permintaan atau tuntutan Mou macam ini, bak membuatnya harus menelan ludahnya sendiri. Pasalnya saat menancapkan rezim pertamanya bersama The Blues yang juga baru kedatangan pemilik baru, Roman Abramovich, Mou jadi sosok yang “alergi” pada penegakan Financial Fair Play.

Saat itu Mou pernah bilang bahwa sepakbola internasional layaknya dunia yang bebas. Jika klub punya dana melimpah dan pemilik yang kaya, maka tak harus ada aturan dan segala situasi akan tetap terbuka. Soal ini, Mou berdalih bahwa keadaan Chelsea saat itu sungguh berbeda dengan City dewasa ini.

“Dulu kami dianggap membeli gelar, kan? Itu karena pemilik kami baru tiba di negara ini. mungkin sekarang publik melihat City dengan cara yang berbeda. Zaman sudah berubah. Mungkin 10 tahun lalu publik membenci investasi besar dan saat ini, hal yang sama diterima publik dengan sudut pandang yang berbeda,” imbuh Mou.

“Mungkin jika UEFA menjalankan Financial Fair Play sampai konsekuensi terakhir dan mereka menjelaskan pada publik apa artinya Financial Fair Play, mungkin sekarang publik menyadari bahwa ada tim yang sangat berbeda dari tim lainnya. Tapi itu bukan sesuatu yang jadi pikiran saya sekarang,” tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar